Nama : Zainur Rahman
Kelas : IB PAI Reguler
NIM : (108011000064)
Mata Kuliah : Sedjarah Peradaban Islam
PELAYARAN ISLAM NUSANTARA
Tulisan-tulisan tentang asal mula islamisasi di kawasan Asia Tenggara, hampir di mulai dengan pasai atau kota-kota pelabuhan lainnya sepanjang pesisir timur laut sumatera dan pesisir utara laut Jawa. Tidak dapat disangkal bahwa dengan adanya kota-kota Islam tersebut kegiatan sekuler dan perdagangan berkembang pesat baik di
Hanourani memberikan gambaran tipe
Seperti pertumbuhan dan perkembangan Islam di Jawa yang mendorong munculnya
Ø PERLAK SEBAGAI KERAJAAN PERTAMA
Laporan Marco Polo dalam perjalananya dari China ke Persia tahun 1292, menyatakan bahwa dia telah mengunjungi enam dari negara vassal yang ada di Sumatra di Sumatera dan hanya satu diantaranya yang telah memluk Islam yaitu Ferlec yang kemudian dikenal dengan Peurlak.
Ibnu Batutah pada tahun 1345 dalam perjalanannya melaporkan behwa telah bertemu Sultan al-Malik az-Zahir yang juga telah mengirimkan utusannya ke
Ø MALAKA
Mulai dari Sumatera Timur, Islam kemudian berkembang di Malaka sepanjang jalur perdagangan.
- Perkembangan Pelayaran terjadi pada tahun 1445-1459 Malaka diperintah oleh Sultan Muzaffar Shah. Penyebaran Islam dilakukan sendiri sehingga mengalami perkembangan yang pesat dan mampu menguasai perdagangan. Sumbangsih kota pelabuhan Trengganu & Kedah menjadi Negara vassal Malaka sehingga menerima Islam daerah-daerah sebelah sisi barat sumatera seperti Rokan, Kampar, Siak, juga Indragiri menerima Islam sebagai konsekwensi pengakuan kedaulatan Malaka pada abad XV.
- Ibu
Ø ACEH
Aceh sebagai pengganti Malaka menjadi Kerajaan Islam yang kuat dan menjadikan pasai sebagai bagian dari wilayahnya sekitar pertengahan 1524 disusul Lamuri dan Aceh Dar al-Kamal sehingga mengukuhkan Aceh sebagi pemegang komoditas lada.
- Perkembangan Pelayaran mulai terjadi pada masa pemerintahan ‘
- Puncak Kejayaan Aceh berlangsung pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda (1608-1637) dan ini bisa dikatakan kejayaan pelayaran Islam di sumatera pada waktu itu. Karena sepanjang pantai Sumatera dapat dikuasai dalam rangka berlangsungnya perdagangan lada. Dan secara otomatis pintu penyebaran Islam pun terbuka. Sehingga, pada masa ini pula sekitar Gayo dan minangkabau diislamkan.
- Peninggalan berupa sebuah Istana yang dilapisi emas sehingga dikagumi bangsa barat sebagai masjid besar dengan ruangan.
Ø MINANGKABAU
Dataran tiggi
- Tokoh islamisasi di Minangkabau yaitu Syekh Ibrahim yang mengajurkan agar menjalin hubungan dengan islam di jawa.
- Sangat masuk akal Minangkabau mempunyai jaringan islamisasi dari Aceh lewat pidie lewat pariaman melalui jalur perdagangan Muslim pada akhir abad IX.
Hubungan dengan Aceh diawali dengan perseteruan antara penguasa Minangkabau dengan Aceh dan diakhir dengan perkawinan penguasa Minangkabau dan saudara perempuan sultan Aceh. Minangkabau mendapatkan wilayah teritori pantai yang cukup luas dari mertuanya (Aceh), sehingga Minangkabau harus menjalin hubungan dengan para pedagang Muslim.
Ø JAWA
Tahun 1524-1546, Islam mengalami persebaran yang sangat cepat keseluruhan Jawa bahkan sampai
Pengakuan kekuasaan Demak oleh Banjarmasin dan palembang semakin memperluas persebaran Islam itu sendiri & dibantu oleh Syekh Siti Jenar dan Sunan Tembayat, daerah pedalaman sekitar G. Merapi, Penging, dan Pajang juga menyatakan tunduk pada Demak.
Hasanudin meluaskan agama Islam sampai Lampung & Sumater Selatan. Bangsawan sunda juga banyak yang masuk Islam. Setelah pengganti Hasanudin berkuasa, Banten mulai seringkali terjadi konflik antara Banten dn VOC.[7]
Ø MALUKU & SULAWESI
Penyebaran Islam mencapai kepulauan Maluku mengikuti jalur perdagangan mulai pertengahan akhir abad XV.
- Tokoh & Raja penyebar Islam yaitu Tuhubahahul dan diteruskan oleh Raja Zainal Abidin (1486-1500) setelah berpulang dari jawa (madrasah Giri) untuk mendalami Islam dan juga[8] .
- Berkat sebuah qadi yang bernama Ibrahim di Ambon didirikan sebuah masjid beratap tujuh yang meniru masjid di Giri. [9]
- Kekuatan Islam di wilayah ini didukung oleh kerajaan Gowa dan Tallo yang menjalin hubungan baik dengan Ternate dan Giri. Raja Islamnya yang pertama adalah Alaudin (1591-1636) pada tahun 1605.[10]
- Penyebaran Islam sesudahnya menyesuaikan dengan tradisi keharusan seorang raja memberitahukan hal baik kepada yang lain maka raja-raja Luwu, Wajo, Soppeng, dan Bone juga menerima Islam.[11]
Ø
Islam di Kalimantan hampir sama dengan daerah lain, yaitu banyak berkembang di daerah pesisir.
- Indikasi Islam telah ada sejak abad XVI yang dianut oleh sebagian masyarakat
- Islam yang berkembang tidak lepas dari usaha yang dilakukan oleh kerajaan Islam di Jawa yaitu Demak sebagai syarat yang harus dipenuhi
- Islam mulai masuk ke daerah ini dari pantai barat laut yang kemudian menyebar ke sukadana di Kalimantan Barat pada tahun 1550 dibawa oleh orang-orang islam dari
- Suku Idaan di
Ø BALI, LOMBOK,
Islamisasi di Bali erat hubungannya dengan Jawa. Setelah runtuhnya Majapahit oleh Raden Patah, banyak bangsawan Hindu yang melarikan diri ke
Beralihnya agama orang sasak menjadi Islam membuat Lombok terbagi menjadi dua kelompok yang sangat bertentangan yaitu suku sasak dengan Islamnya dan suku
Islam Sumbawa dan Flores hampir sama dengan di Lombok yang berkembang antara 1540 sampai 1550 walaupun tidak dapat ditemukan catatan yang cukup. Meletusnya Gunung Tambora dimanfaatkan Haji Ali, Tokoh Islam saat itu untuk mengingatkan masyarakat akan kewajiban terhadap agamanya. Hal ini ternyata sangat membantu pengislaman penduduk
[1]Perdaban Islam Pra-Modern di Asia Tenggara, hal, 381
[2]A.H Hanourani dan S.M Stern, “The Islamic City in Light of Recent Research”, dalam The Islamic City, A Collogium, (Oxpord: Bruno Cassiarer,1970), hal. 9-24.
[3]Tjandrasasmita, Sejarah Nasional, hal. 215
[4]P.M. Holt, Ann K.S Lambton, Bernard Lewis, The
(New York: Cambrige University Press, 1970). Hal. 123.
[5]Ibid, Hal. 12
[6]H.J de Graaf dan Th. G. Th. Pigeud. Kerajaan-Kerajaan Islam di Jawa. (Jakarta: Grafiti Press, 1985). Hal. 49
[7]Sartono Krtodirdjo, Pengantar Sejarah
[8]Perdaban Islam Pra-Modern di Asia Tenggara, hal, 382
[9]H. J. de Graaf, Disintegrasi Mataram di bawah Amangkurat I , (Jakarta:Grafiti Press,1987). hal. 15
[10]Taufik Abdullah, Sejarah Umat Islam Indonesia, 9jakarta:MUI,1992) hal. 26
[11]Tjandrasasmita, Sejarah Nasional, hal, 26
[12]Thomas W Arnold, The Preaching of Islam, (Jakarta: Widjaja,1981) hal. 341
[13]A.S Harahap, Sedjarah Penjiaran Agama Islam di Asia Tenggara, (Medan: TB Islamiyah,1951) hal. 42
[14] Ibid,54
[15] Ibid,55
[16] Ibid,55